Minggu, 16 April 2017

RESUME MODUL G PEDAGOGIK KP.1




Konsep dan Prinsip
Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Uraian Materi

1.   Konsep dan Prinsip Komunikasi
Komunikasi adalah faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Komunikasi yang efektif sangat diperlukan agar pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.
Secara etimologi, komunikasi berasal dari kata communicare yang berarti “membuat sama”. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi berarti “mengirim pesan”. Menurut (Effendy. 2003: 9) istilah komunikasi (communication) berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.

Guru Perlu Mengetahui Unsur- Unsur Komunikasi, Yakni :
1.    Komunikator. Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesan angat berpengaruh terhadap eberhasilan komunikasi.
2.    Pesan, Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan, kesamaan pengalaman tentang pesan dan ada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan  penerima pesan.
3.    Media. Metode dan media yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau karakteristik penerima pesan.
4.    Komunikan. Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang diterima.
5.    Efek. Terjadinya efek dalam suatu proses komunikasi sangat tergantung kepada cara penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan serta kebutuhan komunikan terhadap pesan yang disampaikan.

Deddy Mulyana, Ph. D menguraikan 12 prinsip-prinsip komunikasi sebagai berikut:
a.    Komunikasi adalah proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan. Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan oleh Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang.

b.   Setiap prilaku mempunyai potensi komunikasi.
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi.

c.    Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan.
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada di antara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan di antara dua orang pelayanan kesehatan dan antara pelayanan kesehatan dan pasien memiliki dimesi isi yang berbeda

d.    Komunikasi berlangsung dengan berbagai tingkat kesengajaan.
 Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi  mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai).

e.     Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, di mana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung. Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim, suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial dan psikologis.

f.     Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.

g.    Komunikasi bersifat sistematik.
Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi. Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup (a living system).Semakin mirip latar belakang sosial budaya, semakin efektiflah komunikasi.Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi).

h.   Komunikasi bersifat nonsekuensial.
sebetulnya komunikasi itu bersifat dua-arah, karena orang-orang yang kita anggap sebagai pendengar atau penerima pesan sebenarnya juga menjadi “pembicara” atau pemberi pesan pada saat yang sama, yaitu lewat perilaku nonverbal mereka.

i.      Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional.
Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah, dari sekedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dan perilakunya. Ada orang yang perubahannya sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu, tetapi perubahan akhirnya (secara kumulatif) cukup besar.
j.      Komunikasi bersifat irreversible.
Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Prinsip ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, sebab, efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali, meskipun kita berupaya meralatnya.

k.    Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelasaikan persoalan yang mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Agar komunikasi efektif, kendala struktural ini juga harus diatasi.

2.   Konsep dan Prinsip Pembelajaran
Menurut Undang-Undang no. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 1 ayat 20, pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar
“Menurut Sudjana, pembelajaran adalah setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan kegiatan interaksi yang edukatif antara guru dan peserta didik.”

Perlu Diperhatikan Prinsip-Prinsip Belajar Sebagai Berikut :
a.      Perhatian dan Motivasi
“Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar.”
“motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat.”

b.      Keaktifan
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi

c.       Keterlibatan Langsung/Pengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung

d.      Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan adalah teori psikologi daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya  yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dan sebagainya.

e.       Tantangan
Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam belajar berada dalam suatu medan. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.

 f.        Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan adalah teori belajar operant conditioning dari B.F. Skinner.Kunci dari teori ini adalah hukum effeknya Thordike, hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat, jika disertai perasaan senang atau puas dan sebaliknya bisa lenyap jika disertai perasaan tidak senang. Artinya jika suatu perbuatan itu enimbulkan efek baik, maka perbuatan itu cenderung diulangi. Sebaliknya jika perbuatan itu menimbulkan efek negatif, maka cenderung untuk ditinggalkan atau tidak diulangi lagi.

 g.      Perbedaan Individual
Perbedaan individual di atas berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.

3. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
Secara teoritis, pada waktu seorang pelajar melakukan intra komunikasi, terjadilah proses yang terdiri atas 3 tahap :
1.    Persepsi. Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya. Penginderaan itu dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan dan kebutuhan. Pengetahuan dan pengalaman akan memperkaya dan memperkuat daya persepsinya.

2.    Ideasi. Dalam tahap ini, pelajar mengonsepsi apa yang dipersepsinya. Ini berarti bahwa dia mengadakan selesksi dari skian banyak pengetahuan, dan pengalaman yang pernah diperolehnya, mengadaan penataan dengan yang relevan dari hasil resepsinya tadi, untuk kemudian ditransmisikan secara verbal kepada lawan diskusinya.

3.    Transmisi. Transmisi adalah proses penyampaian konsepsi karya penalaran sehingga, apa yang dilontarkan dari mulutnya adalah pernyataan yang manta, meyakinkan, sistematis dan logis

Beberapa unsur yang perlu diperhatikan untuk menciptakan komunikasi efektif dalam pembelajaran adalah :
1.    Semua komponen dalam komunikasi pembelajaran diusahakan dalam kondisi ideal/baik ;
a)      Pesan (message) harus jelas
b)     Sumber (guru) harus memiliki kompetensi dalam materi ajar,
c)      Penerima (siswa) harus dalam kondisi yang baik (sehat)
d)     Lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses komunikas
e)      Materi (media software) dalam kondisi baik/tidak rusak
f)       Alat (Device) tidak rusak
g)       Teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran

2.       Proses encoding dan decoding tidak mengalami pembiasan arti/makna.
3.       Penganalogian harus dilakukan untuk membantu membangkitkan pengertian baru dengan pengertian lama yang pernah mereka dapat
4.       Meminimalisasi tingkat gangguan (barrier/noise) dalam proses komunikasi mulai dari proses penyandian sumber, proses penyimbolan dalam software dan hardware, dan proses penafsiran penerima
5.       Feedback dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur efektifitas dan efisiensi ketercapaian.
6.       Pengulangan (repetition) harus dilakukan secara kontinyu maupun progresif
Evaluasi proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan perbaikan.elapan aspek pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, social dan waktu harus dibentuk dan diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang berlangsung gar tidak menghambat proses komunikasi  pembelajaran. (M. Miftah. M.Pd